Detail Produk
SMARAGAMA, Kitab Rahasia Seni Bercinta
Harry Tjahjono
Seks, selalu lebih menarik daripada bukan seks.
Karena itulah, barangkali, yang membuat film, media cetak dan gemerlap entertainment dibumbui seks sebagai daya tarik untuk memikat peminat.Smaragama, pada mulanya ditulis dan dimaksudkan juga sebagai daya tarik untuk memikat pembaca PRO-TV—sebuah tabloid yang saya bidani bersama Arswendo Atmowiloto. Meski cuma bertahan terbit selama dua tahun, 1999 s/d 2000, sejumlah tabloid nasional yang beredar saat itu serta-merta mengekor jurnalisme visual PRO-TV. Dan selama dua tahun itu pula Kitab Smaragama menjadi rubrik yang paling disukai pembaca PRO-TV.
Jauh sebelum Smaragama ditulis, tentu saja sudah banyak artikel tentang seks yang dipublikasikan media massa. Sebagian dikemas dalam bahasa ilmiah populer, sebagian digelar vulgar berikut gambar. Cara penyampaiannya juga beragam—tanya jawab, esai, kisah nyata, berita, fiksi atau parade foto lher. Lantaran ingin menyajikan sesuatu yang “baru”, setidaknya berbeda dari yang sudah ada, Smaragama memilih prosa liris sebagai format penulisan.
Smaragama, memang bukan satu-satunya buku seks di dunia. Tapi, selain Kamasutra yang diperkirakan terbit sekitar tahun 322-298 Sebelum Masehi, bisa jadi hanya Smaragama satu-satunya prosa liris tentang seks.
Seks, apa boleh buat, selalu lebih menarik daripada bukan seks.
Dan seks yang dituturkan dengan prosa liris, ternyata juga bisa puitis (dan lucu)—terutama bisa menampik istilah klise atau idiom vulgar yang menghina kecerdasan.
130 halaman
2023