FIKSI 140

Kategori: Cerpen,Sastra | Dilihat: 0 Kali
Harga: -
Tambah ke Wishlist

Pemesanan Juga dapat melalui :

Whatsapp SMS Telp
Kode Produk:

Stok: 1

Berat: 1 Kg

Sejak: 24-10-2022

Detail Produk

#FIKSI140

(Kumpulan Fiksi140 @ Facebook)

ISBN: 978-602-8966-39-9

Cetakan Pertama, Mei 2012

Tim Penyunting : Susy Ayu dan Kurniawan Junaedhie

 

APAKAH Fiksi 140? Sesuai namanya, Fiksi 140 adalah karya fiksi dengan menggunakan teks tak lebih dari 140 karakter, termasuk spasi, titik dan koma. Kenapa harus 140? Tantangan menulis fiksi dengan karakter atau huruf sepelit itu, agaknya muncul ketika media sosial Twitter memberi kolom statusnya sebanyak 140 karakter yang membedakan dengan media sosial sejenis Facebook yang memberi kolom lebih boros. Inilah yang kemudian, membuat para pengarang fiksi, merasa tertantang untuk menciptakan karya-karya fiksi dengan karakter yang juga terbatas.

Menulis karya fiksi dengan karakter terbatas, pada dasarnya memang bukan barang baru dalam tradisi susastra Indonesia. Banyak penyair Indonesia yang sudah menuliskannya. Simak saja sedikit puisi-puisi penyair kita di bawah ini: Tuan. “Tuan Tuhan, bukan?” Tunggu sebentar, saya sedang keluar. (Karya Sapardi Djoko Damono) Penjahat Berdasi. Ia mati dicekik dasinya sendiri. (Karya Joko Pinurbo) Malam Lebaran. Bulan di atas kuburan (Karya Sitor Situmorang)

Contoh lebih ekstrem, bahkan bisa disimak dari karya novelis Ernest Hemengway berikut ini, yang dikatakannya sebagai novel mininya. For sale: baby shoes, never worn.

Namun begitu, ukuran panjang sebuah karya fiksi memang tak pernah baku sejak awal. Di kalangan media cetak di Indonesia, panjang pendek sebuah karya fiksi –sebutlah cerita pendek, misalnya— bahkan bisa dibilang semau gue, tergantung media dan redakturnya. Media yang punya halaman berlebih membolehkan pengarang mengirim karya fiksi dengan panjang maksimal 10.000 – 15.000 karakter, sedang media yang halamannya terbatas atau laku dijual untuk pemasang iklan, umumnya menuntut pengarang hanya mengirim cukup 5.000-6.000 karakter saja. Kesimpulannya, seberapa panjang karya fiksi, memang tak ada yang bisa mematok. Yang tak boleh dibantah, karya fiksi tetaplah sebuah karya yang bersifat fiktif atau rekaan. Namun dengan sifatnya itu, sebuah karya fiksi tetap harus mampu menjelaskan realitas kehidupan yang kompleks. Atau secara teknis, --tak perduli panjang atau pendek-- sebuah karya fiksi tetaplah dituntut untuk mengandung plot, karakter, dan surprise. Bahkan tak cukup dengan, itu, ia juga dituntut harus memiliki dimensi keluasaan dan kedalaman. Secara dialektis, karya fiksi yang bagus –sekali lagi tak perduli panjang atau pendek-- harus tetap mampu membawa kita pembacanya masuk ke dalam sebuah imaji dan ruang kesadaran yang lebih baru. Dengan demikian sebuah karya fiksi memang tetaplah harus mengandung keutuhan sebuah cerita dan pesan. Karena justru dalam upaya penafsiran terhadap ragam imajinasi dan kesadaran itulah, setiap karya fiksi menjadi unik, dan bisa memperkaya batin pembacanya.

Sebanyak 500 karya Fiksi140 yang dimuat dalam buku ini berasal dari program Fiksi140 yang diadakan di Facebook, setelah sebelumnya sempat di Twitter. Penggagas dan pengelolanya adalah Ana Mustamin dan Kurniawan Junaedhie. Sayangnya karena kesibukan, Ana Mustamin tak bisa aktif sehingga peran itu kemudian diganti oleh Susy Ayu yang kemudian juga ikut menyunting karyakarya para pemenang itu dalam bentuk buku ini. Program Fiksi 140 itu sendiri sangat simple. Setiap hari admin sekaligus juri –yang terdiri dari Kurniawan Junaedhie dan Susy Ayu, dan kadang kami merekrut juri tamu seperti Si Cadel, Bagoes Dani, Mantra Smara dan Rian Piarna-- menawarkan sebuah tema yang dipilih dari profesi atau pekerjaan. Peserta atau anggota grup ditantang untuk mengirimkan karya fiksi sepanjang 140 karakter berdasar tema tersebut. Dari setiap tema itu, oleh tim juri itu, kemudian dipilih 5 fiksi 140 terbaik. Selama hampir 3 bulan program itu berlangsung atau 100 tema yang ditawarkan, ternyata hasilnya menakjubkan. Program di Facebook itu berhasil menghimpun 500 karya fiksi yang mencengangkan sehingga kami berketetapan hati untuk menerbitkannya. Dan supaya buku ini lebih meriah, kami mengundang para pengarang fiksi yang selama ini sudah banyak menuliskan puisi maupun prosa, untuk ikut ambil bagian. Mereka antara lain, Joko Pinurbo, Slamet Riyadi Sabrawi, Soni Farid Maulana, Kurniawan Junaedhie, Fanny J. Poyk, Yvonne de Fretes, Daru Maheldaswara dan lain-lain.

Betapa pun buku ini ingin memberi kegairahan pada pengarang, untuk menciptakan tantangannya sendiri, untuk berhemat kata, ketika kata begitu boros digunakan dewasa ini. Para pengamat atau kritikus pun bisa ikut mengamati atau syukursyukur menikmatinya, sesuai kapasitas mereka. Terimakasih. Selamat menikmati.

Produk Terkait

SMS: +6281807398541 Telp: +6281807398541 Whatsapp: 6281807398541