LATAR DAERAH BERBASIS TRADISI LISAN DALAM PENULISAN KARYA SASTRA MODERN

Kategori: Esai dan Kritik Sastra | Dilihat: 0 Kali
Harga: -
Tambah ke Wishlist

Pemesanan Juga dapat melalui :

Whatsapp SMS Telp
Kode Produk:

Stok: 1

Berat: 1 Kg

Sejak: 23-01-2023

Detail Produk

LATAR DAERAH BERBASIS TRADISI LISAN DALAM PENULISAN KARYA SASTRA MODERN Oleh: Maria Matildis Banda dan Ida Bagus Jelantik Sutanegara Pidada   RINGKASAN  Tradisi lisan sebagai kekuatan kultural merupakan sumber pembentukan peradaban.  Bentuknya sangat kompleks  yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya sistem nilai, pengetahuan tradisional (local knowledge), sejarah, hukum, adat, pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, dan berbagai hasil seni sebagai sumber nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom). Di tengah perkembangan teknologi terjadi ketegangan antara tradisi, modernisasi, dan postmodernisasi. Kecenderungan transfer nilai yang menarik adalah transfer yang dikemas secara modern, ringkas, cepat, tepat, dan tidak memberatkan. Sementara itu, penyajiannya yang cenderung sakral, panjang dan terkesan bertele-tele,  menggunakan bahasa daerah dengan diksi dan bahasa adat yang jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, menyebabkan tradisi lisan  menjadi sulit dicerna. Dalam pewarisan nilai-nilainya, tradisi lisan “dikalahkan” oleh teknologi informasi dengan sarana berupa benda yang gampang dibawa, dapat dinikmati secara personal, menjaga privasi, termasuk di dalamnya handphone dengan segala kemudahan yang diberikannya. Salah satu strategi pewarisan tradisi lisan tradisional adalah mengemasnya ke dalam bentuk lain, seperti karya sastra dengan latar daerah. Tradisi lisan dapat  dijadikan latar daerah dalam penulisan karya sastra modern (seperti puisi, cerpen, dan novel). Sebaliknya karya sastra modern juga berperan besar dalam pewarisan tradisi lisan. Kumpulan puisi seperti Pukeng Moe Lamalera (Bruno Dasion) dan Ballada Arakian (Yoseph Yapi Taum), antologi cerpen seperti Pesan Perdamaian dari NTT seri 1 (2018) dan Seri 2 (2019), dan novel seperti Suara Samudra (Banda, 2017) dan Orang-Orang Oetimu (Nesi, 2029)) adalah contoh karya sastra dengan latar daerah di NTT yang diangkat dari tradisi lisan.

Ada tiga hal yang menarik dikaji dalam konteks ini yaitu: 1) bentuk tradisi lisan NTT sebagai latar daerah dalam karya sastra modern; 2) bagaimana   sumber daya tradisi lisan yang terdapat dalam karya sastra dengan latar daerah di NTT; 3) bagaimana karya sastra dengan latar daerah berperan dalam  pewarisan tradisi lisan di NTT. Tujuan kajian untuk menjawab ketiga rumusan masalah. Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dan penelitian pustaka.  Teori yang digunakan adalah teori tradisi lisan, teori struktural karya sastra, dan teori semiotik.  Hasil yang akan dicapai adalah sebagai berikut. Latar daerah adalah tempat, waktu, dan situasi sosial budaya daerah tertentu yang mempengaruhi suasana kejiwaan tokoh yang dilukiskan dalam karya sastra. Latar daerah NTT dalam karya sastra adalah tempat, waktu, dan situasi sosial budaya daerah-daerah tertentu di NTT yang dilukiskan dalam karya sastra.  Latar daerah dalam karya sastra modern berfungsi untuk pewarisan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tradisi lisan.   Ruang lingkupnya kearifan lokal sangat beragam, luas, dan komprehensif. Hal ini sesuai dengan sumber daya kearifan lokal yang tersimpan dalam tradisi lisan di daerah tertentu.

Fungsi latar daerah bagi pewarisan tradisi lisan dirumuskan sbb.    Fungsi latar daerah bagi pewarisan nilai-nilai toleransi  dan kedamaian.  Fungsi latar daerah bagi pewarisan nilai-nilai sosial kemanusiaan.  Fungsi latar daerah bagi  pewarisan nilai-nilai lingkungan, budaya, dan    Sejarah.  Lingkungan alam dan budaya daerah-daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sumber daya latar daerah dalam penulisan karya sastra yang inspiratif dan tiada akan pernah selesai. Karya sastra dalam bentuk puisi, cerpen, novel, drama pada umumnya menyajikan latar lingkungan alam dan budaya yang menarik dalam berbagai pewarsisan nilai.  Keyakinan pada akar kultur kampung halaman. Kepercayaan tradisional seperti kampung adat, tradisi leva nua (perburuan ikan paus), serta pencarian identitas. Sejarah lokal seperti sejarah kolonialisasi dan dekolonialisasi, peramu dan tokoh masyarakat lokal, serta tradisi sopi, sunat, dan sifon.

Penelitian ini juga menghasikan sejumlah dokumen: 1) dokumen penelitian untuk pemberdayaan dan pewarisan tradisi lisan dalam konteks modern, serta bagaimana pewarisan tersebut berguna bagi perkembangan sastra sebagai dokumen sosial budaya; dan 2) dihasilkannya bahan dasar untuk penulisan buku bacaan tentang  "Teori dan Metode Penulisan Karya Sastra Berbasis Tradisi Lisan.”

Produk Terkait

SMS: +6281807398541 Telp: +6281807398541 Whatsapp: 6281807398541